Dekonstruksi Teknologi Informasi

Monday, September 12, 2005

Weekly Review: Pakai Saja Domain .com!

Senin , 12/09/2005 11:40 WIB
Weekly Review: Pakai Saja Domain .com!
Penulis: Donny B.U. - detikInet

(Weekly Review). Pilih saja domain .com! Bisa jadi itulah pilihan yang paling logis saat ini, ketika para punggawa Internet di Indonesia lebih sibuk kasak-kusuk. Bayangkan saja, sudah hampir dua minggu ini pelayanan pengurusan domain .id nyaris mati suri, kalau tidak ingin dikatakan babak-belur.

Urusannya mungkin sepele, yaitu ketika Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merasa bahwa kewenangan pengurusan domain .id harusnya tidak berada di tangan Budi Rahardjo cs. yang mengklaim dirinya sebagai pihak yang ditunjuk oleh Internet Corporation for Assigned Names and Number (ICANN), sebuah institusi nirlaba yang menangani manajemen domain Internet global.

Mungkin lantaran gerah di-obok-obok, Budi sebagai koordinator Country-Code Top Level Domain (CC-TLD) domain .id saat itu akhirnya menyerah dan melepaskan kewenangannya dalam manajemen domain .id. Padahal pertengahan 2004 silam, Budi pernah berencana untuk mengalihkan pengelolaan domain .id kepada Persekutuan Perdata Pengelola Domain Internet Indonesia (PPPDII). PPPDI waktu itu direncanakan sebagai registry saja, alias manajemen di 'belakang layar'.

Sedangkan untuk proses pendaftarannya akan dilepas kepada beberapa pihak ketiga, sebagai registrar. Sayangnya, dalam proses seleksi registrar ini pun tak mulus. APJII yang sempat menjadi salah satu calon registrar, entah mengapa terdepak.

Dari situlah maka kondisi mulai memanas. Urusannya hingga tarik-menarik soal pengelolaan keuangan domain .id antara APJII dan CC-TLD yang berbuntut pada keluarnya petisi untuk menyeret Budi ke polisi atas sangkaan penggelapan. Usulan PPPDI pun dimentahkan oleh APJII, dengan mengedepankan usulan pembentukan institusi nirlaba berbadan hukum untuk pengurusan domain .id.

Mungkin agar tak tampak terlalu ingin menang sendiri, APJII pun menawarkan kepada Budi untuk nantinya duduk dalam institusi tersebut. Tetapi Budi terlanjur patah arang, and the rest is history...


Tak Becus

Kondisi saat ini, per 1 September 2005 CC-TLD telah menyerahkan pengelolaan nama domain .id kepada Departemen Komunikasi dan Informasi, dalam hal ini kepada Dirjen Aplikasi dan Telematika, Cahyana Ahmadjayadi. Hal ini sesuai dengan kesepakatan final antara APJII dan CC-TLD. Tetapi ternyata penyerahan tersebut adalah awal dari permasalahan berikutnya.

Seperti pernah disampaikan oleh Cahyana, Budi baru menyerahkan zone file-nya saja. Zone file adalah berkas digital yang berfungsi dalam alokasi pengalamatan nomor Internet Protocol, domain, sub-domain dan server e-mail. Sedangkan untuk database domain .id, yang menjadi tulang-punggung administrasi .id selama ini, masih tertahan di Budi.

Sengaja ditahan? Tak jelas juga. Yang jelas, apa yang kemudian dirasakan oleh para pengguna dan konsumen domain .id belakangan ini adalah lantaran pihak yang bertikai tak becus dalam bernegosiasi. Para pengguna domain .id mulai berteriak, karena mereka tidak tahu lagi harus dengan siapa jika ada permasalahan.

Belum lagi para calon pendaftar domain baru, sementara ini pilihannya hanya menunggu hingga administrasi domain .id kembali pulih, atau memakai domain .com

Intimidasi dalam berbagai bentuk kerap mewarnai peralihan pengelolaan domain .id. Hanya segelintir orang saja yang masih waras berpikir, bahwa domain .id adalah aset bangsa, milik masyarakat.

Jangan sampai karena urusan gengsi segelintir pihak, apalagi ditambah dengan silaunya uang dari domain .id yang mencapai puluhan juta rupiah per bulan, maka kita harus mengorbankan (kebanggaan atas) identitas nasional kita!


10 Comments:

  • Aduh aduh... ada ada aja.


    Just tell me one thing. Apa sih yang beres di Indonesia ini? Really... name one.

    By Anonymous Anonymous, At 9:48 PM  

  • kacau smua, blum lagi masalah di IIX, trus munculnya OpenISP

    By Anonymous Anonymous, At 9:54 PM  

  • Kepada pak Budi, saya menghormatinya sebagai pejuang IT sejak dulu. Apa yang dilakukan APJII selama yang terkesan kurang smoot (sampai2 menuduh penggelapan segala) ini mungkin bagi pak budi memang menyakitkan. tapi mudah2 an pak budi mau sekali lagi legowo demi kemaslahatan semua fihak.

    By Anonymous Anonymous, At 10:22 PM  

  • saya pilih punya domain .id mati bareng-bareng daripada punya domain .com hidup tapi sendirian.

    By Anonymous Anonymous, At 11:25 PM  

  • isu dari mana tuh OpenISP?

    yang ada adalah Open IXP (Internet Exchange Point)

    By Anonymous Anonymous, At 11:31 PM  

  • he he he...
    Indonesia getho looooh....
    gak heran klo ada yg gak beres.
    org2 di indonesia msh memikirkan kantong pribadi meskipun utk kemajuan bangsa. makanya dr dulu indonesia kita yg tercinta ini gak maju2, terpuruk terus.

    weleh weleh...

    By Anonymous Anonymous, At 12:40 AM  

  • kenapa pak budi doang yang disalahin sih? kemana orang-orang waktu pak budi dan rekan-rekan mati-matian membangun domain .id, duit pake duit sendiri, komputer pake komputer sendiri, PROGRAM bikin sendiri? kemana orang-orang apjii?

    begitu sekarang domain .id jadi duit, baru deh orang-orang pada rebutan mau ngerebut! RAKUS! udah gitu pak budi dkk kudu menyerahkan semua hasil jerih payahnya?

    emang lu kira mbikin program itu gampang? kok enak banget main suruh ngasihin aje!

    bener-bener deh anak2 sekarang itu maunya gampangan aja. pak budhinya udah rela ngasih yang dia bisa. dengan segala kerelaannya, masih juga disuruh ngelobi semua orang yang dulu mbantuin dia agar rela ngasih semua isi lemarinya? YA BELUM TENTU LAH SEMUANYA MAU!

    NGACA DONG! EMANG ELU UDAH NYUMBANG APA SAMPAI BISA NGOMONG BUDI RAHARDJO ITU EGOIS! COBA LU BANGUN AJA SENDIRI TUH DOMAIN .ID! EMANG GAMPANG?! TERBUKTI ENGGAK GAMPANG KAN?

    By Anonymous Anonymous, At 1:14 AM  

  • Rame Thok ae...!!! retorika! opini basi! ngopi bareng loh msh enak...duduk bareng selesain masalahnya baek-baek... mau jadi apa negara ini kalau seperti ini terus?

    By Anonymous Anonymous, At 9:00 PM  

  • Opini boleh aja....
    Tapi jangan liat dari satu pihak aja dong....
    Cek dulu kebenaran cerita dan kronologis-nya kenapa jadi seperti sekarang...
    Ikutin perkembangannya baru buat opini...
    IT tuh luas coy....
    Jangan langsung tuduh...
    Selain dilarang agama, juga membuat budaya qta makin parah....
    Peace...

    By Anonymous Anonymous, At 1:28 AM  

  • Saya miris dan tertawa mendengar dan membaca klaim beberapa orang tentang "kepentingan publik" dalam pengelolaan domain di Indonesia. Whua ha ha.

    Bertahun-tahun saya mengelola domain .ID untuk kepentingan publik. Saya masih ingat dukanya mengurusi domain .ID ketika tidak ada orang yang mau mengurus. Masih teringat juga bahwa saya tidak punya akses ke zone file dari data domain karena kita dulu ndompleng Australia. Jadi bodoh betul kalau ada yang bilang mengelola domain harus punya akses ke semua hal. Saya sudah pernah melakukan pengelolaan domain tanpa akses ke zone files. Pengelola domain .ID terdahulu pun (pak Samik) juga dapat melakukannya.

    Masih teringat juga betapa kami harus kerja keras membuat server jalan dengan lancar, sampai terpaksa meminjam komputer pribadi pak Maman dari rumahnya agar domain dapat berjalan lancar. Ketika presentasi di muka umum, saya terpaksa berbohong bahwa server kita ada branded meskipun sesungguhnya jangkrik (karena kita tidak punya uang). Soalnya, saya pernah melihat seorang businessman pucat pasi ketika saya katakan bahwa server kami hanya komputer jangkrik rakitan sendiri. (Pada akhirnya memang kami memiliki komputer branded.) Kemudian ketika pertemuan ICANN di luar negeri, terpaksa saya merogoh kantong pribadi. Sampai ada yang komentar, kok pengelolaan domain .ID didanai oleh pak Budi. Saya hanya ketawa meringis. Sampai sekarang pun saya masih merogoh kocek pribadi untuk mengurusi domain.

    Ah ... sekarang mulai muncul "tuan besar" dari berbagai tempat bak pahlawan kesiangan yang memberikan khotbah "demi kepentingan publik". Saya hanya mengelus dada. Tadinya sih mau bilang: "kemana aja ente selama ini? mau mengkuliahi saya soal kepentingan publik?" whua ha ha. (mr.BR, BBR, Mr. GBT lagi Hua hua hua hua hua hua....)

    By Anonymous Anonymous, At 4:04 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home