Dekonstruksi Teknologi Informasi

Sunday, September 18, 2005

Weekly Review: Selain Alas Kaki, Titipkan Saja Ponsel Anda...

Senin , 19/09/2005 12:30 WIB
Weekly Review: Selain Alas Kaki, Titipkan Saja Ponsel Anda...
Penulis: Donny B.U. - detikInet

(Weekly Review). Dari sekian banyak bebunyian yang ternyata bisa sekaligus dirindukan dan dibenci, adalah suara dering ponsel. Tak percaya? Coba saja bayangkan, ketika perhatian Anda sedang fokus pada sebuah adegan film yang lagi seru-serunya di bioskop, tiba-tiba tak jauh dari tempat Anda duduk terdengar nada ponsel. Buyar sudah konsentrasi Anda.

Apesnya lagi kalau siempunya ponsel tersebut menyempatkan diri untuk berhalo-halo di dalam ruangan, sembari film masih berjalan! Kondisi dan mood Anda yang perlahan terbawa oleh isi film, luluh-lantak. Rasannya ingin kita seret saja dia keluar ruangan.

Memang banyak manusia yang kurang beradab dalam menggunakan teknologi, termasuk ponsel. Tetapi memang demikian adanya, ketika dering ponsel kerap membuat orang terlena, terhipnotis, terpukau. Tak peduli lagi berkendara di jalan tol, mungkin kita lebih memilih untuk menerima panggilan yang masuk ketimbang mengabaikannya dan menunda untuk berponsel ria hingga mobil berhenti.

Lepas apakah kita menggunakan hands-free atau tidak, tetap saja berbincang melalui ponsel mengurangi konsentrasi dalam mengemudi. Dalam kondisi tersebut, setiap deringan ponsel (yang kemudian dijawab) nilainya setara dengan keselamatan jiwa diri kita atau orang lain. Hal tersebut sama saja dengan kebiasaan orang menerima telepon saat sedang macet atau berhenti di lampu merah, yang sama saja dengan menyebar undangan kepada para 'kapak merah'


Kabin Pesawat

Jadi apakah ponsel sebaiknya dimatikan sesaat sebelum berkendara, persis seperti akan masuk ke dalam pesawat? Wah, padahal untuk hal yang terakhir tersebut, kita pun masih gagap. Padahal sudah jelas-jelas aturannya, sesaat sebelum masuk ke pesawat, ponsel harus dimatikan. Tidak ada tawar menawar.

Payahnya, masih sering saya jumpai penumpang yang masih sempat berhalo-halo di dalam pesawat, sembari menunggu pintu pesawat benar-benar ditutup oleh awak kabin. Atau sering juga, ketika ban pesawat baru saja menyentuh bumi dan masih belum berhenti sempurna, serentak bunyi SMS seakan bersautan dari ujung ke ujung kabin.

Padahal sudah jelas-jelas ditegaskan oleh para awak kabin dan di dokumen keselamatan, bahwa ponsel adalah haram hukumnya untuk dihidupkan selama di dalam pesawat.

Suatu ketika, dalam suatu perjalanan ke satu daerah, saya sempat melakukan kekonyolan serupa. Ketika pesawat yang saya tumpangi sedang taxiing menuju ke runway, tiba-tiba ponsel disaku baju saya berbunyi. Ada SMS masuk! Celaka, saya lupa mematikan ponsel tersebut.

Walhasil, seluruh mata seluruh penumpang disekitar menghujam tajam ke saya. Merah padamlah muka saya, malu. Apalagi sejurus kemudian awak kabin berbicara melalui interkom kabin, menegur 'penumpang' yang masih menghidupkan ponselnya. Habis sudah.....

Terlihat Sibuk

Tetapi itu (mudah-mudahan) masih belum seberapa. Dalam kali lain saya bersama dengan seorang sahabat saya, Onno W. Purbo, melakukan perjalanan kembali ke Jakarta dari Semarang menggunakan pesawat. Ketika mendarat dengan selamat di Soekarno-Hatta, entah mengapa dia merogoh saku bajunya dan mengeluarkan ponselnya.

Kemudian dia cengar-cengir ke saya, seraya menunjukkan ponselnya. Alamak, rupanya dia lupa mematikan ponselnya sepanjang perjalanan Semarang - Jakarta!

Para pengguna ponsel di Indonesia mungkin memang dilahirkan untuk sibuk, atau setidaknya terlihat sibuk. Bunyi dering ponsel seakan panggilan yang tak boleh tidak, harus diterima saat itu juga. Beberapa minggu lalu saya sempat terkesima, ketika menghadiri acara prosesi pemakaman di Kalibata, ada yang tidak mematikan ponselnya.

Mungkin lupa. Tetapi kok rasanya tetap saja keterlaluan, ketika dalam keheningan dan sayup-sayup terdengar kumandang irama pemakaman melalui terompet, tiba-tiba ponsel berbunyi, merusak kekhidmatan. Monophonic pula.

Tempat lain yang saya rasa tidak cocok untuk terdengar bunyi ponsel adalah di rumah ibadah, semisal Masjid. Ketika salah seorang jemaah sedang melakukan shalat, demikian ketika suatu kala saya sempat memperhatikan, ponsel di pinggangnya berbunyi.

Saya tak sempat bertanya ke dia, apakah bisa khusyuk berkomunikasi dengan penciptanya, ketika salah satu alat komunikasi keduniawiannya berdering tak henti. Apa mungkin perlu, selain penitipan alas kaki, juga ada penitipan ponsel di Masjid?



( baca selengkapnya di detikINET... )

4 Comments:

  • Pengalaman naik pesawat bersama orang-orang pembawa ponsel yang gak beradab sudah sering saya alami.

    dan saya tidak pernah sungkan menegor orang gak berbudaya itu.

    makanya mari budayakan menegur orang-orang seperti itu.

    salam
    Gunawan / cam_gun@yahoo.com

    By Anonymous Anonymous, At 11:43 PM  

  • Saya kira pemerintah perlu membuat aturan yang bisa memberikan sanksi, misalnya denda yang berat, pada orang yang menghidupkan handphonenya selama di dalam pesawat. Resikonya terlalu besar untuk dibuat main-main. Bung penulis juga lupa untuk menyebut satu tempat lagi yang juga berbahaya untuk menghidupkan ponsel. Tempat itu adalah pom bensin. Kasus pom bensin yang meledak karena ponsel bukannya tak pernah terjadi.

    By Anonymous Anonymous, At 11:52 AM  

  • well, kalo gitu buat apa ada ponsel...

    Bukankah ponsel ada karena kebutuhan kita akan komunikasi kapan saja dan dimana saja. Kembali saja kita ke jaman telegram kabar duka baru sampai 1 hari setelah terkirim, itupun jika langsung diterima. Kalau penerimanya lagi pesiar?

    Untuk pesawat dan rumah ibadah mungkin keterlaluan. Tapi kalau untuk tempat umum lainnya penggunaan ponsel adalah hak masing-masing orang. Jika cukup beretika ya itulah gunanya fitur silent dan vibrate di ponsel anda.

    By Anonymous Anonymous, At 7:05 PM  

  • Saya setuju bila di pesawat, dikenakan denda untuk penumpang yang kedapatan masih menghidupkan hp-nya.
    Saya pernah harus bersitegang dengan salah satu penumpang yang dengan santainya berbicara di hp ketika pesawat sedang bersiap untuk take off. Sedang awak kabin yang melihat kejadian itu hanya tenang2 saja.
    Yang menjadi masalah, kadang petugas kabin-nya pun cuek. Lain dengan airliner luar yang sangat ketat dan "judes" dalam hal ini.
    Malah saya pernah mendapat informasi dari saudara saya yang berprofesi sebagai awak kabin. Menurutnya, merekapun jarang mematikan hp-nya. Cukup disilent dan ditaruh di tas masing2. Gilaaaa!!!

    By Anonymous Anonymous, At 12:12 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home